Bersih Kali Gunungbang Sedot Perhatian Ribuan Warga

03 September 2016 13:13:08 WIB

bejiharjo-karangmojo.desa.id - Upacara adat Bersih Kali Padukuhan Gunungbang, Desa Bejihajo, Kecamatan Karangmojo dilaksanakan setiap tahun, tepatnya pada hari Senin Pahing setelah musim panen. Bertempat di sumber penguripan yang terkenal dengan nama Sumber Kyai Sejati setiap tahun selalu di padati pengunjung dari berbagai kota di Yogyakarta.

"Bersih kali dilaksanakan tiap tahun tepatnya pada hari senin pahing setelah masyarakat menggelar panen padi gogo (padi lahan kering). Ritual ini sebagai bentuk wujud syukur kepada Tugan  atas hasil yang diterima. Pelaksanaan ritual ini sendiri sudah ditentukan nenek moyong sejak dulu kala, jadi kita warga tinggal melestarikan saja." tutur ky. Sandiyo sesepuh adat setempat.

Sumber penguripan ini terbagi menjadi 3, sumber wedok, sumber lanang dan peceren. Konon sumber ini merupakan patilasan sunan Gunung Jati. Selain disakralkan keberadaan sumber penguripan ini digunakan warga untuk irigasi pertanian. Sumber ini tidak pernah kering sepanjang tahun, sehingga sangat dirasakan manfaatnya oleh petani saat musim kemarau.

Ada ubo rampe (sarana) yang wajib dihadirkan dalam ritual tersebut yaitu makanan hasil bumi yang ditempatkan dalam wadah yang disebut Encek yang terbuat dari pelepah pisang dibentuk kotak dengan jeruji dari bambu. Beberapa makanan hasil bumi berupa umbi-umbian  yang wajib dibawa yaitu uwi, gembili dan kimpul yang dipadukan dengan ubo rampe lainya. Jenis makanan ini mempunyai filosofi dan erat kaitanya dengan masyarakat Gunungbang.

Selain di atas juga ada kupat ingkung, jadah dan pisang yang di wadahi encek dan dibawa ke pendopo sumber. Usai didoakan makanan langsung dibagikan ke tamu undangan dan pengunjung untuk dinikmati.  Selesai membagi encek dilanjutkan hiburan rakyat berupa seni tradisional yang disebut ledek/ tayub yang tidak boleh terlewatkan setiap rutual bersih sumber.

Acara ini juga sebagai sarana untuk menyampaikan nadar ataupun kaulan (tasyakuran) atas terkabulnya doa warga sekitar, terkadang juga warga luar daerah. Yang disaranai dengan nanggap ledek dengan uang seiklasnya. Ledek ini akan berakhir saat tidak ada lagi yang menyampaikan nadar maupun kaulan.

Adat tradisi ini terus dijaga dan di-uri-uri sepanjang tahun sebagai nilai budaya warisan para leluhur yang perlu dilestarikan sesuai ajaran agama agar tidak tidak menyimpang.(Rismanto)

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

LP2A BEJIHARJO

Kunjungi Website

Pulsa dan PPOB Bejiharjo

Kunjungi Website

Cek Permohonan E-KTP

Cek Status Permohonan KTP

Kabar Desa Bejiharjo