Kalurahan Bejiharjo

bejiharjo-karangmojo.desa.id – Tradisi Pisungsung Undhuh-unduh Gereja Kristen Jawa (GKJ) Bejiharjo menjadi daya tarik ratusan warga Desa Bejiharjo yang memadati Alun-alun Desa Bejiharjo pada Minggu (09/07/2017) pagi. Tradisi ini dikemas dalam acara pawai kirab budaya yang diikuti dari 5 wilayah yaitu Kulwo, Ngringin, Gunungsari, Grogol dan Karanganom Ngawis. Tidak hanya orang tua, orang dewasa dan anak-anak ikut dalam acara tersebut.

Tradisi ini merupakan wujud ungkapan rasa syukur atas limpahan berkat Tuhan dalam kehidupan warga gereja. “Maknanya sebagai ungkapan syukur atas limpahan berkat Tuhan Allah dalam kehidupan warga gereja,” ungkap Hargo Warsono M.Pd selaku ketua Majelis GKJ Bejiharjo.

Ia menambahkan, tujuan diadakannya acara ini sebagai media pemeliharaan kehidupan iman warga gereja sekaligus sebagai media belajar berbagi berkat kepada sesama tanpa memandang siapapun itu.

Meski saat akan dimulainya kirab turun hujan rintik-rintik namun tak menyurutkan semangat warga GKJ untuk tetap melaksanakan kegiatan tersebut. Star dimulai dari SD Banyubening 1 yang diawali oleh bregodo ala Keraton Yogyakarta menuju arah barat hingga perempatan Gunungsari-Kulwo kemudian ke arah utara hingga perempatan barat Balai Desa Bejiharjo. Selajutnya peserta kirab melewati depan Balai Desa Bejiharjo menuju ke selatan arah GKJ Bejiharjo sebagai tempat finish.

Karena memalui jalur wisata, terlihat di perempatan Gunungsari-Kulwo oleh tim SID Desa Bejiharjo beberapa turis asing yang ingin menuju tempat wisata Goa Pindul menyempatkan diri keluar dari mobil untuk menyaksikan pawai peserta kirab. Terlihat mereka begitu tertarik dengan suguhan pawai kirab tersebut.

Pengaturan lalu lintas selain dibantu oleh polisi, limas, juga anggota FK Rema Desa Bejiharjo serta Rema Dusun Banyubening dan sekitarnya. Hal ini sebagai bentuk toleransi kerukunan umat beragama di Desa Bejiharjo karena pada saat sholat idul fitri yang lalu, pemuda dan jemaat gereja GKJ turut membantu pengamanan parkir jalanya sholat id di Lapangan Kulwo.

Setelah kirab tersebut selesai, sebanyak 3 kelompok kesenian Reyog menghibur warga yang menonton acara tersebut. Kelompok kesenian reyog pertama dari Gunungsari kemudian kelompok kedua kesenian reyog dari Karaganom Ngawis dan yang terakhir kelompok kesenian reyog dari Ngringin. Sebelum tampil, Reyog Mega Budaya padukuhan Ngringin mengambil 5 gunungan besar dari GKJ Bejiharjo, tiga gunungan hasil bumi, dan dua gunungan terdiri rangkaian makanan, minuman, serta alat-alat rumah tangga termasuk 20 kaus oblong.

Puncaknya, saat gunungan tersebut sampai di tengah lapangan warga berlarian merayah isi gunungan tersebut, kurang dari 10 menit gunungan tersebut habis mejadi rayahan penonton.

Hargo berharap, acara ini dapat menjadi piranti menjalin kebersamaan dengan masyarakat yang berbeda-beda namun tetap saling menghormati antara satu dengan yang lainnya.

“Secara bersama-sama juga bisa merawat melestarikan budaya yang ada bahkan menumbuhkembangkannya dengan tepat menjaga tata nilai luhur yang ada didalamnya,” ungkapnya.

Acara pun ditutup dengan penampilan reyog Ngringin yang tampil memukau di bawah langit yang sedikit mendung. Hal yang melirik mata muncul ketika para penonton memberikan uang saweran kepada penthul dan beles, termasuk pendeta gereja Ni Luh Putu Artha Wahyuni, S.Th.

"Dukungan masyarakat luar biasa, untuk itu atas nama Majelis GKJ Bejiharjo menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yg telah memberi dukungan berupa apapun dan juga kami ucapakan terimakasih kepada pemuda masjid yg telah turut mengawal dan mengamankan kegiatan ini," tandasnya.

Kontributor : Sugeng Riyanto - Agung Subekti