Lestarikan Budaya, Disbud DIY Gelar Wayang Beber di Bejiharjo

06 Agustus 2017 15:48:09 WIB

bejiharjo-karangmojo.desa.id – Dalam rangka melaksanakan Revitalisasi Wayang Beber kegiatan Pelestarian Pengembangan dan Aplikasi Nilai-nilai Budaya Luhur di Masyarakat, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Disbud DIY) menggelar pentas Wayang Beber di Balai Desa Bejiharjo pada Sabtu (05/08/2017) pukul 13.00 WIB.

Wayang Beber merupakan warisan sejarah yang hanya ada 2 di Indonesia dan 2 di dunia, satu tersimpan di Dusun Karangtalun, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Propinsi Jawa Timur dan satu lagi ada di Desa Bejiharjo. Keberadaan Wayang Beber ini jika tidak dilestarikan maka akan punah, sebab jumlahnya yang hanya ada 2 sedangkan pementasan Wayang Beber sendiri pun kini hampir jarang ditemui.

Saat ini Wayang Beber asli satu-satunya di Gunungkidul itu tersimpan rapi di kediaman Rubiyem di Padukuhan Gelaran II RT 03 RW 16 Desa Bejiharjo. Rubiyem merupakan generasi ke-14 dari pemilik wayang yang diperkirakan pertama kali dibuat tahun 1700an.

Wayang Beber memang berbeda dengan wayang kulit dan wayang-wayang lainnya. Wayang Beber bukan suatu pentas bayangan, melainkan suatu pentas gambar. Yang dipertunjukkan dalam pentas Wayang Beber adalah lembaran garnbar-gambar yang melukiskan adegan-adegan ceritera. Adegan tersebut diuraikan oleh dalang secara berurutan dari awal hingga akhir suatu lakon. Karena berkesan membeberkan gambar-gambar, maka dikenal dengan nama Wayang Beber.

Menurut  penelitian Wayang Beber ini dibuat pada tahun 1700-an sampai dengan 1800-an. Berdasarkan sejarahnya, wayang beber ini berasal dari Keraton Kartosuro pada tahun 1727 silam. Gejolak perang Pecinan di Kartosuro membuat beberapa orang mengungsi untuk melarikan diri ke daerah Pacitan dan Gunungkidul dengan membawa serta wayang beber.

Di Bejiharjo sendiri, Wayang Beber ini terdiri dari 7 gulungan yaitu adalah 4 gulungan yang berisi tentang cerita Panji Asmarabangun, 1 gulungan berisi tentang ringkasan cerita Panji Asmarabangun, 1 gulungan  berisi tentang ringkasan cerita Jaka Tarub, dan yang 1 gulungan lagi sampai sekarang tidak diketahui isinya karena memang alasan adat dan kepercayaan yang dianut oleh ahli waris untuk tidak membuka gulungan itu turun temurun. 

Empat gulungan yang berisi tentang cerita Panji Asmarabangun inilah yang dipentaskan dalam Gelar Wayang Beber oleh Ki Dalang Slamet Haryadi dari Desa Wiladeg. 

Ki Slamet Raharjo sebenarnya bukanlah ahli waris dari pemegang wayang beber, beliau adalah dalang wayang beber yang memainkan wayangnya dengan cara yang lebih baru tanpa harus mengubah isi cerita dari wayang beber yang asli, hanya sedikit variasi ditambahkan karena fenomenanya memang sudah tidak ada yang bisa memainkan Wayang Beber itu sendiri. Beliau juga pernah mementaskan Wayang Beber di Birma pada tahun 2008. 

Selain dalang, terdapat 2 orang penting yang turut berperan dalam pementasan tersebut untuk menggulung lembaran wayang. Mereka adalah Wisto Utomo, anak dari Rubiyem dan Ana Waskita cucu Rubiyem. Ana sendiri merupakan kemenakan dari Wisto. Peran Ana sebagai Perangkat Desa Bejiharjo turut membantu pemerintah desa dalam melestarikan kebudayaan tersebut.

Guna menghidupkan kembali nilai-nilai budaya luhur itulah, Disbud DIY bekerja sama dengan Pemerintah Desa Bejiharjo mengadakan pementasan Wayang Beber selain mengenalkan kembali kebudayaan Wayang Beber kepada masyarakat. Sebagai bentuk perhatian pemerintah, Disbud DIY pun membuat duplikat Wayang Beber yang juga ditampilkan dalam gelar Wayang Beber tersebut.

Kontributor : Sugeng Riyanto

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

LP2A BEJIHARJO

Kunjungi Website

Pulsa dan PPOB Bejiharjo

Kunjungi Website

Cek Permohonan E-KTP

Cek Status Permohonan KTP

Kabar Desa Bejiharjo